Oke, memutuskan untuk pindah itu bukan keputusan yang mudah untuk di ambil lho. Semua itu punya resiko2 yang cukup lumayan. Pertama, saya harus jauh dari orang tua, adik dan teman-teman, dan kami di pisahkan oleh lautan yang sangat luas. Kedua, saya harus beradaptasi dengan lingkungan saya yang baru. Dan tentunya mencari teman baru juga. Ketiga, saya harus bisa menguasai bahasa, kebiasaan dan tingkah laku baru sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar saya.
Awal saya menginjakkan kaki di Magelang, saya merasa bangga sekaligus sedih. Bangga karena saya bisa di bilang cukup mandiri karena berani jauh dari orangtua padahal saya masih berumur 14 tahun. Sedih karena saya harus siap menanggung resiko yang cukup lumayan yang sudah saya jelaskan di atas tadi.
Hari2 pertama saya di Magelang, saya di sibukkan untuk mencari lembaga pendidikan yang harus saya lanjutkan, yaitu Sekolah Menengah Atas. Setelah pusing muter2 mencari sekolah yang penuh dengan pertimbangan, akhirnya saya sekolah di sebuah SMA yang 'katanya' cukup bagus dan disiplin. Disiplin karena sekolah saya terletak di dalam komplek perumahan AKMIL.
Awalnya saya merasa senang sekolah di sana karena saya orang baru dan saya tidak tahu bagaimana asal usul sekolah saya dan kisah kasih sekolah saya yang ternyata menyedihkan. Tapi lama kelamaan, saya merasa mual dan sadar juga dengan sekolah saya.
Pertama, karena penghuninya. Di sekolah saya buanyak buanget anak2 yang sok. Saya bisa menilai seperti itu karena di awal2 saya sekolah, saya diperlakukan layaknya seorang alien yang baru turun ke bumi. Saya di kucilkan, tidak di anggap dan sering sekali di pandang sebelah mata. Mereka seperti itu kepada saya hanya karena saya tidak bisa berbahasa jawa dengan lancar. Mereka merasa aneh dengan bahasa yang saya ucapkan. Padahal, biarpun Indonesia mempunyai banyak budaya, tetapi Indonesia mempunyai satu bahasa persatuan, yaitu BAHASA INDONESIA. Saya baru sadar ternyata teman2 saya tidak terbiasa menggunakan bahasa indonesia atau bahkan mereka tidak bisa. Jadi saya bisa memaklumi mereka menganggap bahasa yang saya gunakan itu "lebay" -.......-
Tidak hanya bahasa, tetapi juga tentang penampilan. Banyak anak2 di sekolah saya yang berpenampilan "wah" agar terlihat keren dan seperti orang kaya. Saya sadar saya ini bukan anak orang kaya, sehingga saya berpenampilan sederhana dan bahkan sangat sederhana. Banyak dari mereka yang menganggap saya kurang gaul atau ndeso. Tetapi pada kenyataannya, merekalah yang NDESO. Buat apa di sekolah berpenampilan yang berlebihan?? Buat apa juga seperti itu kalau otak mereka ternyata kopong??? Supaya di anggap gaul gitu?? Gak malu???? Mungkin urat malu mereka sudah putus ><
Membeda-bedakan teman pun masih berlaku di sekolah saya. Yang cantik hanya mau berteman dengan yang cantik, yang kaya juga gitu, apalagi yang merasa dirinya 'terkenal', sombongnya setengah mampus. Saya sih masih maklum kalau ketenarannya itu karena prestasi atau apapun yang bisa membanggakan sekolah, tapi pada kenyataanya, ketenaran yang mereka hasilkan adalah ketenaran karena ulah mereka yang selalu buat onar dan sok jagoaaann. Adik kelas yang masih lugu menjadi koban kakak kelasnya dan bahkan teman dekat saya sendiri pun pernah menjadi korbannya. OH GOD!
Kedua, karena sistemnya. Sekolah saya terkenal disiplinnya. Ya, memang benar. Banyak sekali peraturan2 yang di tetapkan yang menurut saya seharusnya tidak perlu di tetapkan. Salah satunya adalah memakai kaos kaki dengan panjang 15cm dari atas mata kaki, peraturan ini berlaku untuk semua siswa. Apakah perlu peraturan seperti ini??? Biar apa cobak?? Biar kelihatan seperti orang pintar?? Menurut saya, yang seharusnya mereka lakukan adalah bagaimana membuat siswa nyaman berada di sekolah sehingga siswa semangat untuk bersekolah dan menuntut ilmu. Bukan malah membuat siswa takut masuk sekolah hanya karena mereka tidak mempunyai kaos kaki panjang. Dan sekarang, para guru sudah terlihat tidak peduli dengan peraturan kaos kaki itu, karena mungkin para guru juga sadar dengan ketidak perlunya itu.
Yang paling membuat hati saya sangat miris adalah renovasi masjid sekolah. Seharusnya saya senang dengan adanya perenovasian masjid, sehingga masjid sekolah saya terlihat lebih bagus dan lebih besar. Tetapi hati siapa yang tidak miris ketika pihak sekolah meminta siswa untuk 'mencari' dana perenovasian masjid dan ternyata sekarang perenovasian itu berhenti total dan bukannya masjid menjadi lebih bagus malah semakin berantakan?? Saya mendapat informasi dari teman2 saya bahwa pencarian dana itu sudah pernah di lakukan di tahun2 sebelumnya. Masya Allah!
Bukannya saya su'udzon, tetapi dengan melihat keadaannya seperti itu, siapa cobak yang tidak bertanya2 seperti saya ini? Saya juga tidak tahu yang sebenarnya, yang pasti Allah tahu segalanya :)
Sebenarnya masih banyak yang masih ingin saya ceritakan. Tetapi saya juga gak tega :)
Ya, pantas saja sih kalau banyak orang yang mengatakan bahwa sekalah saya itu menyedihkan. Tapi apa yang bisa saya buat? Saya tidak boleh terus menerus meratapi penyesalan ini. Saya hanya harus belajar dengan giat agar saya dapat lulus dengan nilai baik di tahun depan.AMIN!